Rabu, 01 Juli 2015

Menyusuri Sungai Katingan


{} Terletak diwilayah KabKatingan yang merupakan pengembangan dari Kotawaringin Timur.
{} Sungai ini menghubungkan 8 wilayah kecamatan a.lKatingann HuluKatingan HilirKatingan           Kuala, Katingan Tengah, Pulau Malan, Tewang Sanggalang GaringTasik Payaman dan                     Senaman Mantikel.
{} Panjang Sungai Katingan k.l. 650 Km, lebar rata-rata 340 m, kedalaman rata 6 m dan alur sungai         dapat dilayari sepanjang 520 km. Semantara 130 Km tdk dapat dilayari.
{} Sungai Katingan dimanfaatkan sebagai prasarana transportasi manusia dan barang dengan                   orientasi utama  angkutan sungai adalah menuju ibu kota kabupaten yaitu Kasongan.
 {} Saat ini terdapat 7 dermaga penting disepanjang sungai katingan ini

Sungai Katingan mengalir dari hulu di utara dan bermuara di laut sebelah selatan (Laut Jawa), sungai ini yang mempunyai fluktuasi debit yang cukup besar. Berdasarkan ”watershed” yang membatasinya, maka sungai Katingan mempunyai DAS seluas 1.704.300.000 ha dan terdapat beberapa cabang sungai pada sungai Katingan yang meliputi Kalimanan, Samba, Hiran, Bembang, dan Senaman.

Secara umum kedalaman alur pelayaran di Sungai Katingan sangat bervariasi, beberapa kondisi yang perlu diperhatikan terkait dengan alur pelayaran sungai Katingan ini adalah:
-          Terdapat 7 riam (jeram) terutama di daerah hulu sungai, diantaranya: Riam Makingkit, Riam Pamai, Riam Lawang Ruak, Riam Kikih, Riam Sangkai, Riam Taberai. Keberadaan riam ini menyulitkan penyelenggaraan angkutan sungai khususnya mulai dari Tumba Samba ke arah hulu.
-          Sedimentasi cukup besar karena arus cukup deras, sedimentasi ini menciptakan hambatan/pulau-pulau yang sering menyebabkan perahu/kapal kandas;
-          Penyediaan sarana bantu/fasilitas navigasi di sepanjang alur sangat kurang, sehingga keselamatan pelayaran sungai kurang terjamin.
-          Penggunaan alur sungai hanya diijinkan di siang hari karena peralatan navigasi yang masih terbatas.

Di sungai ini terdapat beberapa buah pelabuhan sungai dan 1 pelabuhan laut (di Pegatan) di sepajang alur sungai Katingan.
Sejak 10 tahun yang lalu terdapat penurunan yang signifikan dari lalulintas dan pelayanan angkutan sungai di WS Katingan. Kecenderungan ini dapat dilihat dari faktor internal maupun eksternal transportasi sungai. Dari aspek eksternal pengembangan jaringan jalan yang sudah terhubung dari Kasongan-Tumbang Samba dan Kasongan-Baun Bango bagaimanapun juga telah menyebabkan permintaan perjalanan (khususnya penumpang dan bahan pokok) menggunakan moda sungai menjadi berkurang pada koridor tersebut.Sedangkan dari faktor internal, terlihat bahwa kondisi pelabuhan di hampir semua lokasi mengalami kerusakan dan fasilitas pendukung yang kurang memadai. Sementara itu kondisi alur pelayaran juga semakin menurun dengan adanya pendangkalan dan penyempitan, serta kurangnya penyediaan rambu.

Pengembangan angkutan sungai yang diusulkan didasari kepada pemikiran sebagai berikut:
  1. Sampai dengan jangka menengah (5-10 tahun y.a.d) peran angkutan sungai di Katingan masih sangat vital, karena pengembangan jaringan jalan Kabupaten yang menghubungkan antar ibukota kecamatan akan membutuhkan waktu dan biaya yang besar;
  2. Arah peran sistem transportasi sungai di Katingan adalah:
-          Dalam jangka pendek: menyediakan akses bagi semua wilayah terhadap pelayanan transportasi untuk mengakomodasi kebutuhan pokok dari sisi pendidikan, kesehatan, dan ekonomi;
-          Dalam jangka panjang: sebagai moda angkutan barang, khususnya untuk memasarkan produk utama, yakni: rotan, kayu, kelapa sawit,
  1. Untuk merevitalisasi dan mengoptimalkan peran angkutan sungai diperlukan beberapa langkah strategis sebagai berikut:
-          Melakukan perbaikan dan penggantian dermaga sungai pada lokasi yang saat  ini kondisinya sudah rusak
-          Meningkatkan keselamatan pelayaran di sepanjang alur sungai Katingan dengan pengerukan dan pelengkapan fasilitas navigasi,

Umumnya masyarakat menginginkan adanya perbaikan terhadap kapasitas maupun kualitas pelayanan transportasi sungai. Pembenahan yang dilakukan dalam sistem transportasi di Sungai Katingan sebaiknya tidak terlepas dari kerangka harapan masyarakat tersebut.

Secara kuantitas, masyarakat menginginkan jumlah kapal yang lebih banyak, armada yang lebih besar, dan penetrasi layanan yang lebih ekstensif. Sedangkan dari aspek kualitas, masyarakat menginginkan waktu (perjalanan, tunggu, jam operasional) yang lebih cepat dan tepat, juga biaya yang lebih murah.

Dari proses analisis yang dilakukan baik terhadap sosial ekonomi, tata ruang, sistem transportasi sungai, dan perilaku masyarakat dapat disimpulkan beberapa hal penting berikut ini:
  1. Dari kondisi sosial ekonomi yang ada, maka peran angkutan sungai di WS Katingan saat ini adalah:
    • Dalam menyediakan pelayanan dasar (pendidikan, kesehatan, dan ekonomi) ke setiap lokasi (khususnya daerah terpencil);
    • Dalam mengakomodasi pemasaran produk utama Kabupaten Katingan, yakni: Rotan, Kayu, dan Kelapa Sawit;
  2. Kondisi sistem angkutan sungai di Katingan saat ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
    • Adanya pengembangan jaringan jalan yang saat ini sudah menghubungkan antara Kasongan-Tumbang Samba, Kasongan-Baun Bango, dan Pegatan-Mendawai. Hal ini menyebabkan adanya pengurangan jumlah kapal sungai maupun trayek pelayanan yang telah ada saingan dengan moda jalan;
    • Adanya peningkatan biaya operasional angkutan sungai dengan adanya kenaikan BBM sejak Tahun 2004, sementara itu kemampuan membayar masyarakat semakin menurun;
    • Pendangkalan alur pelayaran sungai khususnya dari Tumbang Samba-Kasongan-Petak Pendahara, yang sangat mengganggu kelancaran dan keselamatan pelayaran;
    • Rusaknya hampir seluruh dermaga pelabuhan sungai eksisting;
    • Kurangnya fasilitas rambu pada alur pelayaran yang berpengaruh terhadap keselamatan pelayaran sungai;
  3. Pola dan perilaku masyarakat katingan dalam bertransportasi yang perlu diperhatikan dalam pengembangan transportasi sungai di masa yang akan datang antara lain:
    • Umumnya perjalanan dilakukan untuk compulsory trip (perjalanan rutin) untuk menjalankan profesi sebagai siswa, pengajar, PNS, dan berbisnis; yang dilakukan oleh penduduk usia produktif (15-55 tahun)
    • Biaya transportasi di Kabupaten Katingan masih sangat mahal, dimana sekitar 34% dari penghasilan masyarakat dikeluarkan untuk transportasi (dan sumbangan transportasi sungai terhadap PDRB di atas 8 %);
    • Jarak perjalanan yang dilakukan warga Katingan cukup panjang sekitar 46,68 km dengan waktu perjalanan rata-rata sekitar 61,89 menit, dengan biaya rata-rata sekitar Rp 50149/orang/trip; dimana moda sungai lebih unggul untuk jarak jauh dibandingkan moda jalan (khususnya ke daerah pedalaman);
    • Masyarakat menilai pelayanan moda angkutan sungai masih kurang, terutama terkait dengan aksesibilitas, keamanan dan keselamatan, kenyamanan, dan ketepatan waktu;


Rekomendasi

Atas keterangan tersebut di atas maka direkomendasikan beberapa kebijakan dan tindaklanjut sebagai berikut:
  1. Arahan peran moda transportasi sungai di WS Katingan adalah sebagai berikut:
    • Sebagai pendukung moda transportasi jalan untuk mengakses daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan jalan dalam rangka pemerataan pelayanan publik dan percepatan pembangunan wilayah;
    • Berperan utama dalam distibusi barang produksi utama Kabupaten Katingan (khususnya: pertanian, perkebunan, dan kehutanan) untuk menjangkau wilayah pemasaran;
    • Menjadikan sungai Katingan sebagai obyek wisata alam dan budaya yang bertaraf internasional.
  2. Strategi utama dalam pengembangan transportasi sungai yang direkomendasikan adalah sebagai berikut:
    • Revitalisasi peran moda transportasi sungai (strategy jangka pendek): dengan melakukan peningkatan pelabuhan sungai eksisiting, reoperasi jaringan trayek angkutan, dan perbaikan alur pelayaran;
    • Pengembangan simpul-simpul strategis transportasi sungai (strategi jangka menengah): dengan melakukan pembangunan pelabuhan sungai untuk angkutan barang produksi (rotan, kelapa sawit, hutan, pertanian, dan pariwisata);
    • Optimalisasi peran moda transportasi sungai (strategi jangka panjang): meningkatkan kualitas pelayanan moda transportasi sungai untuk mendukung hasil produksi alam dan pariwisata di Kabupaten Katingan.
  3. Adapun program-program yang dicanangkan untuk pengembangan transportasi sungai di Katingan antara lain adalah:
    • Peningkatan dan pembangunan pelabuhan sungai;
    • Peningkatan alur pelayaran serta pelengkapan fasilitas navigasi alur pelayaran;
    • Pengembangan jaringan pelayanan angkutan sungai;
  4. Terdapat beberapa pelabuhan yang diprioritaskan untuk dikembangkan yakni:
    • Prioritas utama, sebagai pelabuhan Kelas I dan pusat penyebaran, yakni Kasongan dan Pegatan/Selat Jeruju;
    • Prioritas kedua, sebagai pelabuhan Kelas II dan pusat penyebaran, yakni: Mendawai, Pendahara, Tumbang Samba, Tumbang Kaman;
    • Prioritas ketiga, sebagai pelabuhan Kelas III yang berada di Ibukota Kecamatan, yakni: Tumbang Hiran, Petak Bahandang, Tumbang Senamang, Buntut Bali, dan Baung Bango.
  5. Pengerukan alur pelayaran sebaiknya dilakukan dalam jangka pendekkarena akan mempengaruhi keselamatan dan penyediaan pelayanan angkutan;


Tidak ada komentar:

Posting Komentar