Dari Terminal Penumpang…
Suasana terminal Bareh Solok pagi itu mulai ramai, hari Selasa seperti ini merupakan hari pasar bagi kota solok. Bus-bus angkutan umum dari berbagai negeri disekitar Kota solok sudah mulai memasuki terminal satu persatu. Setelah menurunkan penumpang dan barang yang dibawanya lalu kembali meninggalkan terminal.
Waktu tiga puluh menit hampir habis. Semakin siang semakin ramai terlihat orang-orang hilir-mudik. Disetiap persimpangan jalan kota itu terparkir beberapa kendaraan roda dua ( motor ) yang berfungsi sebagai ojek. Angkutan tidak resmi ini sering dipakai warga masyarakat untuk keperluan mobilisasi yang cepat dan praktis. Dengan hadirnya ojek ini keberadaan angkutan kota dan angkutan pedesaan yang dulu merupakan andalan transportasi masyakarat, kini sedikit berkurang, kini yang diangkutnya hanya para pedagang langganannya saja.
Dari sudut terminal aku melihat seseorang keluar dengan tergesa-gesa sambil melambai-lambaikan tangan padaku dan memanggil-manggil, OOii…. Sal…. Ka pai ka ma tu… ?, kamarilah dulu…!!, semakin lama dia semakin mendekat dan aku bingung sembari mengingat-ingat siapakah gerangan orang ini. “lah lupo waang jo deen yo ?, lamo banna waang marantau ka Jawa ! Kemudian dia memperkenalkan diri “wak deenko teman sekolahmu diSMP dulu”, dengan kaget aku berucap Ondehh… mande.., bunduang…!!! Waang molah kironyo !!! . Kemudian aku rangkul dia dengan erat sambil berucap, maaf sobat…, iyo banna lupo deen jo waang.
+ “Mau kemana kah sahabat lamaku, katanya”. – “aku mau menelusuri kota solok ini, kataku”.
+ jangan khawatir sobat !!, teman-teman lama kita masih banyak bermukim disini. Ini no. hp ku. Jika ada sesuatu, jangan lupa menghubungi aku, yaa !! sampai ketemu lagi nanti katanya, kemudian dia kembali. Rupanya dia adalah pemilik salah satu restoran di terminal itu. Dia telah meneruskan usaha yang sudah dirintis bapaknya, sejak kami sama-sama masih sekolah dulu di kota ini.
Ternyata teman-temanku semasa sekolah dulu masih banyak yang bermukim di kota ini, mereka masih saling bersilaturahmi, saling berbagi… sebuah persahabatan dan ikatan bathin masa sekolah yang tak kunjung padam.
Aitu, maka kita akan semakin kuat dan semakin cepat maju, inilah rupanya yang disebut “duduak sorang ba sampik-sampik, duduak basamo ba lapang-lapang”. Kini aku semakin sadar dan semakin mengerti, hakekat dan makna sebuah hidup. Astagfirullah ‘al azim…..
Kota Solok ini letaknya cukup strategis. Kota ini merupakan persimpangan jalan antar propinsi dan antar kabupaten/kota. Dari arah Selatan jalur lintas dari Provinsi Lampung, Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi, kota ini merupakan titik persimpangan untuk menuju Kota Padang sebagai ibu kota Provinsi yang jaraknya sekitar 64 Km. Bila kearah Utara akan menuju kota Bulittinggi yang berjarak 71 Km. Jika jalan ini terus kita ditelusuri, maka akan sampailah kita di Danau Singkarak, Kota Padangpanjang dan terus ke Utara beberapa Km lagi, maka kita akan tiba di Kota Bukittinggi.
Kota Solok diresmikan tanggal 16 Desember 1970, diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri waktu itu Amir Mahmud. Walikota Pertama yang diangkat yaitu Drs Hasan Basri. Kota Solok secara resmi mulai dibuka pada tanggal 21 Desember 1970 dengan status kotamadya, kemudian secara bertahap melaksanakan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM bagi kelancaran penyelenggaraan pemerintahan.
Wilayah Kota solok berasal dari salah satu wilayah adat yaitu Nagari Solok berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1966, ditambah Jorong Laing dari berbagai Nagari Guguk Sarai di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Solok, waktu itu.
Wilayah administrasi Kota Solok saat ini yaitu; Resort Tanah Garam, Resort Enam Suku, Resort Sinapa Piliang, Resort IX Korong, Resort Kampai Tabu Karambie (KTK), Resort Aro IV Korong, Resort Simpang Rumbio, Resort Koto Panjang, Resort Pasar Pandan dan Air Mati, Resort Laing, Resort Nan Balimo, serta Resort Kampung Jawa. Ketiga belas resort inilah yang kemudian menjadi 13 kelurahan yang tergabung dalam 2 kecamatan yaitu Kecamatan Lubuk Sikarah dan Kecamatan Tanjung Harapan, yang semuanya ini berada dalam wilayah administrasi Kota Solok. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 ahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang sudah disempurnakan. Istilah “Kota Madya” dirubah dengan istilah “Kota” sehingga secara resmi sebutan “Kotamadya Solok” diganti menjadi “Kota Solok”.
Potensi wisata Kota Solok ada berupa Benda Cagar Budaya yaitu : Batu Lasuang Inyiak Gulambai di Aro, Batu Lasuang Baiduang, Batu Lasuang Jawi Orok, Batu Laweh, Gedung SMP 1, Stasiun Kereta Api Solok, Makam Syech Sialahan, dan Surau Latieh.
Objek Wisata Alam terdiri dari: Taman Pramuka dan Pulau Belibis di Ampang Kualo. Air Terjun Sarasah Batimpo di Laing Guguk Sarai.
Wisata religi Kota Solok yaitu Masjid Agung Al-Muhsinin Kota Solok, dan Masjid Lubuk Sikarah. Surau Angku Kali Jabbar di Anam Suku.
Rumah Makan Padang yang ada dikota Solok yaitu: RM. Simpang Raya, RM. Bunga Tanjung dan RM. Sawah Ladang. Disamping itu juga ada Rumah makan keluarga, Bakmi Raos, Mami Resto, Pasar kuliner di jalan cengkeh serta pecel Lele Pondok Batuang.
Penginapan yang tersedia di Kota Solok yaitu: Hotel Taufina, Hotel Caredek, Hotel Ully dan juga ada Wisma Melati di jalan Syech Kukut.
Event Daerah Kota Solok meliputi : Acara Baralek gadang, Sumarak Anak nagari, Solok Folklor Festifal. Pusat oleh-oleh Kota Solok terletak di Jalan By Pass, Terminal Bareh Solok. Buah Tangan produk kerajinan serperti Baju Katidiang (Kaos Solok), Bordiran/sulaman, Sulaman Rosela dan Manik-manik. Oleh-oleh berupa penganan seperti Beras, Kue 88, Susu kedele, Kerupuk Kulit, Bilih Rendang, Bilih Goreng, Bilih Crispy, Tintin Jahe, Crispy Buah, Snack Mira dan Snack Zahra.
Tanpa terasa hari sudah sore, aku harus kembali keterminal untuk mencari tumpangan yang akan membawa aku pulang ke rumah. @@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar