Kisah Perjalanan (Berkunjung ke Sulamu)
Pagi subuh itu aku sudah berada di Bandara Suta, disini aku akan ditemui oleh seorang konsultan perencana untuk di ajak berkunjung ke Kupang ibu kota provinsi NTT. Tidak lama aku menunggu, tiba-tiba seseorang menegurku dan bertanya, Pak Ali ya ? Kok Tahu jawabku ! Bapak kan pakai seragam, !! Ah…! Bapak ini bisa aja, jawabku. Lalu berlanjut dengan pembicaraan keberangkatan kami berdua. Bagaimana kalau kita langsung Chek In pak Ali, katanya. Ayo….kita masuk… setelah menunggu beberapa lama terdengarlah pemberitahuan bahwa para penumpang pesawat ke Kupang sudah diperbolehkan masuk ke ruang tunggu, kemudian kami naik peasawat menuju Kupang dengan transit di Bandara Ngurah Rai Bali.
Setelah hari hampir sore kami mendarat di Bandara Eltari Kupang. Kemudian kami langsung mencari penginapan, karena besok sebelum berangkat ke Sulamu terlebih dahulu harus mampir ke Kantor Wilayah Perhubungan yang ada di provinsi itu.
Untuk menambah bahan bahan laporan aku mulai membaca tentang daerah ini.
Kota Kupang dan Kabupaten Kupang yang berada di ujung barat pulau Timor, selain letaknya yang berdekatan dengan Negara Timor Leste juga berhadapan langsung dengan Australia bagian utara. Kondisi inilah yang menempatkan wilayah ini sebagai pintu gerbang selatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Posisinya yang strategis ini memungkinkan wilayah ini akan menjadi pilihan terbaik sebagai pintu gerbang masuk/keluar (Entry and Exit Gate) orang dan perdagangan arus barang.
Simpul pelabuhan penyeberangan di Sulamu belum memiliki rencana terkait pelabuhan penyeberangan namun sudah memiliki indikasi demand dan lokasi untuk pengembangan pelabuhan penyeberangan
Berkembangnya transportasi jalan dan laut di wilayah tersebut yang membutuhkan prasarana pelabuhan yang memadai untuk melayani lintas Sulamu – Kupang. Simpul pelabuhan penyeberangan Kupangm -Sulamu saat itu belum memiliki rancana induk, kajian lingkungan dan detail desain kontruksi sebagai syarat pembangunan pelabuhan. Hasil studi Pradesain Pelabuhan Penyeberangan di Sub Region NTT Tahap 1 tahun 2008 merekomendasikan lintas penyeberangan untuk Sulamu – Kupang. Kupang sebagai ibukota propinsi, kota jasa, perdagangan dan pendidikan merupakan magnet bagi kota-kota di sekitarnya.
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.3 tahun 2006 dan ibukota Kabupaten Kupang dipindah dari Kota Kupang ke Oelamasi dan pada tanggal 29 Oktober 2008, Gubernur propinsi Nusa Tenggara Timur tetap mengusulkan untuk membangun pelabuhan penyeberangan di Kecamatan Sulamu sehingga perlu dikaji kelayakan lintas antara Sulamu – Kupang.
Secara umum lokasi Sulamu dan Kupang berada pada satu teluk, sementara Sulamu dan Kupang sebenarnya sudah dihubungkan oleh jalan darat.
Dilihat dari sudut Adminintrasi Pemerintahan bahwa Kabupaten Kupang saat itu terdiri dari 19 kecamatan yang terbagi dalam 232 desa dan 29 kelurahan. Luas wilayah keseluruhan adalah 7.178,28 km² dengan jumlah penduduk 374.632 jiwa atau 83.856 KK (Kupang Dalam Angka, 2008). Setelah ada pemekaran wilayah, berkembang menjadi 30 kecamatan, dengan ibukota kabupaten masih di kota Kupang. Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No.3 tahun 2006, maka ibukota kabupaten Kupang dipindah dari kota Kupang ke Oelamasi. Pada tanggal 29 Oktober 2008, Menteri Dalam Negeri meresmikan Sabu Raijua yang sebelumnya sebagai salah satu kecamatan di kabupaten Kupang menjadi kabupaten tersendiri yaitu Kabupaten Sabu Raijua dengan dasar hukum UU no.52 tahun 2008 beribukota di Sabu Barat, yang meliputi ; Kecamatan Hawu Mehara, Raijua, Sabu Barat, Sabu Liae, Sabu Tengah, dan Sabu Timur.
Secara umum Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, beriklim kering dan menurut L.R. Oldemam bertipe D4 dan E4, dengan kondisi iklim seperti ini maka musim hujan sangat pendek yaitu 3-5 bulan, sedangkan musim kemarau 7-8 bulan. Musim hujan yang pendek itu hanya terjadi pada bulan Desember sampai Maret.
Sementara curah hujan terendah terjadi di Pulau Raijua dan yang tertinggi di kecamatan Amfoang Selatan dan Sabu Timur. Kondisi iklim ini tentunya mempengaruhi pola bercocok tanam dan bertani masyarakat kabupaten Kupang dimana 3% atau 7.453 ha dari luas wilayah kabupaten Kupang merupakan tanah sawah kering, dan 97% atau sekitar 572.365 ha merupakan tanah kering dalam pekarangan atau tegalan.
Tekanan udaranya berkisar antara 926,3 milibar, arah dan kecepatan angin mencapai 6 knot. Suhu udaranya berkisar 240 - 340 dengan kelembaban udara rata-rata 75-76% RH.
Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang topografinya bergunung-gunung dan berbukit dengan derajat kemiringan sampai 45O. Permukaan tanah kritis dan gundul sehingga peka terhadap erosi. Namun pada hamparan dataran rendah merupakan lahan yang subur dan luas dimana biasanya penduduk Kabupaten Kupang terkonsentrasi disana.
Kondisi geologi diidentifisir termasuk kedalam Formasi Noelle informasi ini diperoleh dari peta geologi bersistem (lembar Kupang) dari pusat penelitian dan Pengembangan di Bandung Formasi ini boleh dikatakan masih muda. Hasil-hasil survey lainnya menyebutkan kondisi geologi daerah sekitarnya tanahnya berkapur serta berbatuan karang. Selain itu singkapan di wilayah ini hampir mencapai 50%.
Kecamatan Sulamu mempunyai jumlah penduduk sebesar 14.457 jiwa yang terdiri dari 3.268 kepala keluarga dengan komposisi laki-laki bejumlah 7.496 jiwa dan perempuan 6.961 jiwa. Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah petani sekaligus peternak dan sebagian lainnya adalah nelayan untuk mereka yang tinggal di tepi pantai. Sebagian lainnya adalah Pegawai Negeri Sipil, anggota POLRI dan TNI. Jumlah Pegawai Negeri sipil di kecamatan Sulamu adalah 180 orang.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kupang dan Pertumbuhan Ekonomi Propinsi NTT ada tercatat dalam table.
Di Kabupaten Kupang terdapat sarana jalan yang telah menjangkau hampir semua pelosok yang paling terpencil sekalipun. Kabupaten Kupang memiliki jalan sepanjang 1.270,10 km dimana jumlah ini masih terus ditingkatkan lagi secara kuantitas maupun kualitas atau mutu jalan. Panjang jalan termasuk Jalan Negara sepanjang 65.10 km, Jalan Propinsi sepanjang 438.11 km, jalan Kabupaten sepanjang 766.9 km.
Panjang ini dapat dirinci lagi menurut keadaannya permukaan yaitu yang beraspal sepanjang 679.32 km, kerikil sepanjang 358,07 km dan tanah sepanjang 232.89 km dan Jumlah 1.270.10 km
Di Kabupaten Kupang ada dua terminal yang biasa dipakai untuk mempermudah arus transportasi barang dan jasa yaitu Terminal Noelbaki dan terminal Bolok yang keduanya bertype C. Pada sisi lainnya banyak juga aktifitas ekonomi masyarakat yang masih menggunakan beberapa terminal yang ada di kota Kupang untuk mempermudah pemasaran komoditasnya di pasar-pasar di Kota Kupang pada waktu itu. Demikian.... www Berkunjung ke Sulamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar