Setelah selesai makan, kami bersiap menuju Kota Solok. Melalui jalan Sitinjau Laut. Lama perjalanan sekitar 2½ jam perjalanan, dengan jarak sekitar 64 km. Menelusuri jalan mendaki dan menembus bukit barisan. Jalan yang dilalui berliku dan berkelok-kelok. Mulai dari nagari Lubuk Begalung jalan mulai tarasa mendaki. Semakin lama semakin menanjak. Tidak lama kemudian kita melihat di sebelah kiri bukit, ada cerobong yang mengepulkan asap berdebu, itulah Pabrik Semen Indarung !!! salah satu industri kebanggan warga minang. Pabrik semen ini merupakan salah satu pabrik semen tertua di Indonesia disamping Pabrik Semen Gresik di Jawa Timur. Setelah melewati pabrik semen Indarung, jalan ini semakin menanjak melintasi punggung bukit, kemudian melintasi sebuah Jembatan Lubuk Peraku, menanjak lagi hingga 7 km hingga ke Sitijau Laut/Ladang Padi yang berudara sejuk. Bagi para sopir yang kurang mahir mengendarai kendaraan, sebaiknya tidak mencoba-coba nyali disini. Sekali terjun, maka selesailah riwayat dibuatnya. Sudah banyak nyawa melayang dijalan ini. Jalan ini termasuk jalan yang belum dinyatakan sebagai jalan yang berkesalamatan, karena sulit untuk menghilangkan titik-titik rawannya. Walaupun bisa dikurangi, namun biaya untuk memperbaiki dan memeliharanya sangatlah mahal.
Di puncak bukit ladang padi ini, pada sisi kiri jalan kita akan melihat sebuah gapura “Taman Kawasan Hutan Lindung Bung Hatta”. Taman hutan lindung ini telah dipelihara sejak dari zaman Kolonial belanda. Untuk cadangan air baku bagi Kota Padang. Disini dulu juga pernah ada peternakan sari perah, tapi akhirnya tidak berkembang, sehingga usaha ini ditutup.
Kemudian kita terus menanjak hingga tiba dipunggung bukit yang berudara sejuk dan berembun jika pagi hari yaitu nagari Air Sirah. Pada masa lalu, jika pengendara yang telah melewati jalan sitinjau laut ini dari Padang, maka sang sopir akan berhenti sejenak untuk melepaskan lelahnya, sebelum meneruskan perjalanan menuju Kota Solok, Alahan Panjang, Muara Labuh dan kota-kota tujuan lainnya.
Sesampainya kita di nagari Lubuk Selasih, terdapat dua persimpangan jalan, yang satu menuju Muara Labuh yang terkenal dengan sebutan Ranah Sungai Pagu, yang satu lagi ke Alahan Panjang yang akan menelusuri Danau Dibawah. Apabila kita terus melesuri jalan nasional ini, maka sampailah kita ke Nagari Kayu Aro, yang saat ini telah menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Solok dengan ibu kota Aro Suka ( dulu bernama Kayu Aro).
Setelah beberapa menit berkendara. maka tibalah kita di negeri Suka Rami, sebuah negeri yang sejak zaman kolonial Belanda dijadikan sebagai pusat pembenihan tanaman palawija.
Kini jalan mulai menurun, punggung bukit barisan telah kita lewati. Bagi para pengendara diharapkan agar berhati-hati, karena, masih banyak tikungan-tikungan tajam. Sepanjang sisi jalan kita akan melihat penduduk negeri memajang hasil ladangnya. Ada buah markisa, buah labu parang, ubi jalar, singkong, jagung dan sayur-sayuran. Tidak lama kemudian disisi kiri dan kanan jalan kita mulai melihat beberapa rumah adat minangkabau yang terkenal dengan sebutan Rumah Gadang. Ada dua negeri yang kita lewati yaitu Negeri Talang dan Negeri Cupak. Di Negeri cupak ini jika kita ingin ke negeri Gantuang Ciri kita harus berbelok ke kiri, dan jika diteruskan jalan itu, nantinya maka kita akan sampai di negeri Kotobaru dan negeri Selayo kemudian tibalah Kita dikota Solok. Jika mau ke Negeri Muara Panas, dari Negeri Cupak ini kita berbelok ke kanan hingga sampailah kita dinegeri Muara Panas.
Apabila mau terus ke Solok maka jalan semakin menurun, setelah kita melewati sebuah negeri maka kemudian akan ditemui beberapa pesawangan dengan sawah yang menghampar berjenjang-jenjang. Kemudian kita tiba di nagari Koto Baru. Jika kita mau berhenti dan beristirahat sejenak. maka singgahlah di Pemandian Air hangat Bukit Kili.
Setelah melewati Pemandian Air Hangat Bukit Kili, sekali lagi pengendara harus waspada, karena di daerah Batu Batupang ini turunan jalannya cukup curam. Di sisi kiri jalan nanti setelah sampai dibawah, kita akan melihat sekali lagi pemandian air hangat.
Selang beberapa menit kemudian maka tibalah kita di Pusat Pemerintahan Kabupaten Solok yang lama yaitu Negeri Koto Baru. Apabila kita mau menuju Negeri Muara Panas, maka kita dapat berbelok kekanan. Jika mau ke Kota Solok maka terus melalui Negeri Selayo, akhirnya tibalah kami di Kota Solok. Jam waktu itu telah menunjukkan pukul 5 sore, aku sudah lelah, dan mau pulang segera ke rumah tempat kelahiranku.(Malin Sati)*@@@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar